Meskipun diakui bahwa keluarga merupakan orang terdekat yang membawa pengaruh bagi keluarga, namun pengaruh teman dan lingkungan sosial remaja juga harus dikaji kembali.
"Dari remaja yang menyalahgunakan zat adiktif, sekitar 54 persen mengakui awalnya mendapat tawaran dan memperoleh zat tersebut dari teman," ujar dr Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ, spesialis kesehatan jiwa dari RSKO, Jakarta.
Hal itu disampaikan dia dalam acara Simposium New & Emerging: Psychoactive Substances, di Merchantile Athletic Club, World Trade Center Building, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, dan ditulis pada Minggu (12/5/2013).
Setelah mendapatkan pengaruh dari teman, seorang pengguna yang sudah mendapatkan efek adiktif, biasanya akan bisa mencari 'jalan' sendiri untuk mendapatkan zat tersebut.
"Saat ini bahkan remaja pengguna di negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Jerman, dan Selandia Baru bisa mendapatkan zat ini dari internet," lanjut dr Adhi.
Tidak menutup kemungkinan cara-cara seperti ini nantinya bisa berkembang di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari lingkungan remaja, seperti keluarga dan teman.
"Keluarga harus bisa mencari tahu siapa saja teman anaknya, seperti apa lingkungan sosialnya, untuk bisa mencegah timbulnya kemungkinan anak terjerumus dalam penyalahgunaan NAPZA," tutur dr Adhi.
(vit/vit)
Konsultasi Spesialis Anak (SpA)
Konsultasi Spesialis Anak (SpA)
RSAB Harapan Kita, Jl. Letjen S.Parman Kav.87, Slipi Jakarta Barat, DKI Jakarta Tel:+6221-5668284
0 komentar:
Posting Komentar